"Pada mulanya  Allah ... " (Kejadian 1:1). Kata-kata  ini memperkenalkan kita kepada Yang Mahatinggi yang memerintahkan  langit dan tumbuhan dan kerajaan hewan menjadi ada, dan yang meniupkan  ke hidung manusia "nafas kehidupan; dan  manusia itupun menjadi makhluk yang hidup " (Kejadian 2:7).
Dia menciptakan bumi dengan lautan nya, lembah-lembah dan pegunungan dan dataran untuk dihuni manusia.  "Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan; dan oleh nafas mulut-Nya segala tentaranya "(Mazmur 33:6).  Ibrani 11:3 mengatakan kepada kita bahwa "alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah.  "Firman ilahi Allah mengungkapkan kepada kita bahwa Dia adalah Maha Kuasa."
“Ah Tuhan Allah! Sesungguhnya Engkau telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan -Mu yang besar dan dengan lenganmu yang terentang, dan tiada suatu apapun yang mustahil untukMu" (Yeremia 32:17). Kuasa Tuhan tidak terbatas. Tidak mungkin bagi manusia, dengan wawasan yang terbatas dalam hal-hal rohani untuk memahami keagungan dan kekuasaan Allah.  Ayub berkata, "Siapa yang dapat memahami guntur kuasa-Nya?" (Ayub 26:14).  Bagaimana Allah ini ada? Allah "bersemayam untuk selamanya" (Yesaya 57:15). Manusia dalam keterbatasannya  tidak mempunyai kemampuan untuk memahami  konsep "keabadian. "Manusia terbatas pada" waktu, "tapi waktu tidak  berarti apa-apa bagia Tuhan." Satu hari dengan Tuhan seperti seribu tahun dan seribu tahun seperti satu hari "(2 Petrus 3:8). Allah tidak memiliki awal dan akhir.
Allah berkuasa. "Ya Tuhan punyamulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemshyuran dan keagungan, ya segala-galanya yang ada dilangit dan dibumi. Ya Tuhan punyaMulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala" (1 Tawarikh 29:11).  Tuhan melakukan apa yang dikehendaki-Nya di langit dan di bumi, dilaut dan di segenap samudera raya" (Mazmur 135:6).  Kuasa Tuhan digambarkan seperti guntur yang kuat, dan manusia tidak mampu memahami itu (Ayub 26:14). Bom dan dinamit yang kuat, tetapi hanya bagai petasan dibandingkan dengan kekuatan dan kekuasaan Allah.
Allah Maha Tahu, "KebijaksanaanNya tak terhingga" (Mazmur 147:5), dan Dia "sempurna dalam pengetahuan" (Ayub 37:6). Rahasia hati manusia terbuka bagi Allah. Dia "menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat, (1 Tawarikh  28:9), dan Dia mengetahui "rahasia hati" (Mazmur 44:21). Allah memberitahu pangeran Yehuda bahwa "Aku tahu apa yang timbul dalam hatimu" (Yehezkiel 11:5). Manusia hanya mampu menyelami sebagian kecil dari kebesaran dan keagungan alam semesta, tapi Tuhan mengingat nama setiap bintang di langit, karena Dialah yang menciptakan dan menamai mereka (Yesaya 40:26).
Allah ada dimana-mana. Mengenai bait Allah duniawi, Salomo berkata, "sesungguhnya langit bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidak dapat memuat Engkau terlebih lagi rumah yang kudidikan ini" (1 Raja-raja 8:27). David mengakui ketidakmampuannya untuk bersembunyi dari hadirat Allah (Mazmur 139:7-12).  Yeremia, melalui inspirasi, menyatakan, "Masakan aku ini hanya Allah yang dari dekat demikianlah Firman Tuhan, dan bukan allah dari jauh juga? Sekirannya ada seseorang menyembunyikan diri dari persembunyiannya masakan Aku tidak melihat dia? Demikianlah Firman Tuhan, tidakkah aku memenuhi langit dan bumi? Demikianlah Firman Tuhan" (Yeremia 23:23-24). Campur tangan  Allah atas kita dan "Dia menilik semua penduduk bumi" (Mazmur 33:14). Tuhan menjelajahi seluruh seluruh bumi "( 2 Tawarikh 16:9). Setiap makhluk hidup ada di bawah pengawasan hal Allah." Tidak ada suatu mahklukpun yang tersembunyi dihadapan-Nya sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka depan mata Dia" (Ibrani 4:13). Tuhan tahu setiap pikiran, perkataan, dan tindakan dari setiap makhluk dari Adam sampai akhir zaman.  Nama  Allah itu Kudus" (Yesaya 57:15)." Tuhan duduk di atas takhta–Nya kekudusan" (Mazmur 47:8), dan seluruh bumi harus" bersyukur pada tahta kekudusan-Nya" (Mazmur 97:12). Para serafim yang diberi akses ke tahta Tuhan berseru, "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam" (Yesaya 6:3). 
Ada beberapa hal yang Tuhan tidak bisa lakukan. Kemurnian dan kekudusan-Nya membuat-Nya Dia tidak dapat memandang "kejahatan, dan engkau tidak melihat pada kelaliman" (Habakuk 1:13). Manusia selalu mencoba untuk mengabaikan kekudusan Allah, gagal untuk memberi-Nya penghormatan dan rasa takut yang  merupakan tuntutan kekudusan-Nya. Dia punya hasrat untuk  membawa Allah turun ke derajatnya, memperaktekkan dosa-dosa yang menjijikkan.  Namun, Allah menuntut kekudusan hidup, "sebab ada tertulis, Kuduslah kamu ; sebab Aku kudus" (1 Petrus. 1:16).
Tanpa kekudusan, "tak seorang pun akan melihat Tuhan" (Ibrani 12:14). Tuhan itu adil dan benar. Hakim duniawi kadang-kadang membuat putusan yang salah. Korupsi sering mempengaruhi keputusan peradilan. Hakim kadang-kadang menjadi target suap atau ancaman. Namun Tuhan,  adalah sempurna dalam keadilan. "Dia adalah "adil dalam segala jalan-Nya, dan suci dalam semua karya-karyanya" (Mazmur 145:17)."
Hukum-hukum Tuhan itu benar, adil semuanya" (Mazmur 89:14 ).  Keadilan Allah mungkin tertunda, tetapi akan dijatuhkan. Ketika Yesus kembali sebagai Hakim Agung, mereka yang telah menhina dan menolak Dia dalam hidup ini akan menerima putusan yang akan mengirim mereka ke" api yang kekal, dipersiapkan bagi iblis dan malaikat-malaikatnya". Masuknya dosa ke dalam dunia membangkitkan murka Allah. Manusia berupaya untuk mengabaikan aspek dari sifat Allah. Orang-orang yang menyebut diri penginjil  memenuhi  jemaat mereka dengan  kasih, kemurahan dan anugerah yang hampa.  Karena inilah berita yang ingin didengar kawanan. Manusia secara keseluruhan tidak memahami sifat murka ilahi. Mereka menyamakan murka Allah dengan murka manusia yang didasarkan pada emosi.
 Murka Ilahi tidak terpengaruh oleh emosi, ini berdasarkan peradilan . Fakta dan sifat dari dosa membuat murka Allah menjadi sebuah  keharusan yang ilahi.  Alkitab di buka dan ditutup dengan kebaikan dan kasih yang secara cuma-cuma berasal bebas dari Allah. Kata-kata tidak cukup untuk menyampaikan betapa dalam dan kayanya kasih dan kebaikan Allah bagi umat manusia. "Biarlah mereka bersyukur kepada Tuhankarena kasih setia-Nya karena perbuatan-perbuatannya yang ajaib terhadap anak-anak manusia!" (Mazmur 107:8). 
Manusia, yang diciptakan menurut gambar Allah sanggup untuk mengetahui kasih duniawi. Suami dan istri, jika menikah adalah sebagaimana mestinya, mencintai  satu sama lain dari hati yang paling dalam. Mereka akan menyerahkan hidup mereka sendiri untuk keselamatan pasangannya. Orang tua sangat mencintai anak-anak mereka dan akan mengorbankan nyawa mereka atau apapun yang mereka miliki demi anak-anak mereka. Anak-anak mengasihi dan menghormati mereka orang tua. Kebaikan dan cinta melindungi keluarga Kristen. Banyak cerita tentang  orang membuka rumah mereka untuk orang asing yang membutuhkan. Namun, bagaimanapun kasih dan kebaikan duniawi dan kebaikan tidak dapat dibandingkan dengan kasih dan kebaikan Ilahi. 
Adalah sifat Allah untuk mengasihi, dan itu adalah sumber dari setiap pemberian yang baik (Yakobus 1:17). Tuhan selalu melakukan hal-hal yang baik bagi kita menurunkan "hujan dari langit, dan musim berbuah, mengisi hati kita dengan makanan dan sukacita "(Kisah Rasul 14:17) .Manusia berjibaku dan berjuang melawan dosa dan harus bergantung pada kasih dan kebaikan Allah setiap waktu. Daud, menyadari dosa besarnya dengan Batsyeba, berseru kepada Tuhan dengan kepedihan hati." Kasihanilah aku ya Allah menurut kasih setiamu hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmatmu yang besar" (Mazmur 51:1). Semangat bertobat menghasilkan keinginan untuk kebaikan dan kasih Allah. "Maukah engkau menganggap sepi kekayaan dan kemurahan Allah, kesabaran dan kelapangan hati-Nya, tidakkah engkau tahu bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?" (Roma 2:4). 
Merenungkan kebaikan dan kasih Allah dapat mencegah dosa. Adalah sia-sia untuk mencoba memahami betaba tingginya, dalamnya, lebarnya dan panjannya kasih Allah. Kasih-Nya "melampaui pengetahuan" (Efesus 3:19). Tuhan mengasihi setiap orang yang pernah hidup di muka bumi. Sepanjang sejarah Alkitab, banyak orang menolak, menghina, Allah; namun, Dia tetap mencintai dan menjaga mereka. Bangsa Israel melukai hati Tuhan dari waktu ke waktu. Mereka menyembah berhala, bahkan mengorbankan anak-anak mereka untuk berhala dan mengejar kesia-siaan dengan mengorbankan anak-anak. Mereka merendahkan  hukum Tuhan" (Amos 2:4) menganiaya orang miskin, dan orang-orang benar (Amos 2:6).
Meskipun manusia mungkin membenci Tuhan dan mencintai apa yang Allah benci, Tuhan tetap mengasihi mereka. Hanya Tuhan yang bisa mencintai seperti ini. Tuhan berbicara kepada Israel, "Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal" (Yeremia 31:3).  Artinya, "Allah adalah kasih" (1 Yohanes 4:8). Ekspresi dari  kasih dan kebaikan Allah terbesar adalah pengorbanan Kristus di kayu salib.  Allah "begitu" mengasihi manusia sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal (Yohanes 3:16), dan Kristus sangat kasih sehingga Dia rela dikurbankan  "karena dosa (Yesaya 53:10). "Demikianlah kita mengetahui kasih Kristus yaitu bahwa Dia telah menyerahkan nyawanya untuk kita ... " (1 Yohanes 3:16). " Adalah manifestasi kasih Allah terhadap kita, dengan mengutus-AnakNya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup. Kasih karunia adalah Allah memberikan berkat dan rahmat-Nya atas umat manusia.
 Rahmat dan berkat tidak pernah diperoleh karena usaha sendiri. "Setan memasuki setiap aspek dari keberadaan duniawi ini, berputar untuk menyebarkan tipuan dan kebinasaan. Manusia terpedaya oleh  daya pikat nya. Manusia karena memiliki kebebasan untuk memilih melakukan dosa dalam berbagai bentuk dan tingkatan." Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan , perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu, hujat" (Matius 15:19).  Dosa membuat manusia tanpa pertolongan dan tanpa pengharapan. Satu-satunya harapan terletak pada kasih karunia Allah . Manusia harus datang kepada Tuhan dengan  kerendahan hati." Allah menentang orang yang congkak dan mengasihi orang yang rendah hati" (1 Petrus 5:5).
Anugerah  memberikan penyembuhan dari dosa di kayu salib di Kalvari, "oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus" (Roma 3:24). Anugerah  tidak bisa diberikan kepada hati yang tidak mau bertobat. Karena pengorbanan terbesar Kristus dengan menumpahkan darah Nya yang kudus bagi kita, anugerah Allah yang menyelamatkan dibentangkan  kepada mereka yang menerima karunia itu dengan" ketaatan iman" (Roma 16:26 ).  Injil adalah satu-satunya pengharapan manusia ; itu adalah "Injil kasih karunia Allah" (Kisah Para Rasul 20:24).  Mereka yang menolak kasih karunia Allah akan "dihukum dengan kehancuran yang kekal dari kehadiran Tuhan , dan dari kemuliaan kekuatan-Nya" (2 Tesalonika 1:9). "Oleh kasih karunia kamu adalah diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah bukan hasil pekerjaanmu: Berkat berkat rohani yaitu kasih karunia hanya bisa dinikmati oleh mereka yang mengejar kekudusan sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan " (Ibrani 12:14).
Nuh "mendapat kasih karunia di mata Tuhan" (Kejadian 6:8). Namun, Nuh harus melakukan perannya dengan membangun bahtera sama seperti Allah telah diinstruksikan . Kelepasan anak  sulung Israel di Mesir itu tergantung pada ketaatan iman mereka dengan membubuhkan  darah pada pintu (Keluaran 12:13). Dalam kekristenan Perjanjian Baru, manusia harus tinggal di dalam ajaran Kristus (Kisah Para Rasul 14:3) agar layakmenerima anugrah Tuhan .Hubungan yang dekat  dekat dengan anugerah  Allah adalah rahmat-Nya. `Dosa membinasakan jiwa, membuat manusia berdaya dan dalam keadaan kemiskinan spiritual yang komplit. Tidak ada yang bisa diperbuat manusia secara pribadi untuk menyelamatkan jiwanya sendiri . Manusia harus bergantung pada belas kasihan Allah .
"Bukan dengan perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya" (Titus 3:5).  Allah adalah "berlimpah dalam belas kasih" (Mazmur 86:15) dan "kaya dengan rahmat" (Efesus 2:4).
Rahmat adalah kasih dan anugerah yang dikerjakan oleh Allah. Melalui rahmat, Allah mempeluas belas kasihan–Nya atas manusia yang melangkah dalam dosa. Yeremia menyatakan, "Aku tahu Ya Tuhan, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya" (Yeremia 10:23). Manusia harus memiliki sikap seperti pemungut cukai yang berdoa dalam hatinya, "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa kepada" (Lukas 18:13). Ketika David dihadapkan oleh Nathan mengenai dosanya, ia memohon  kepada Tuhan untuk menghangatkan jiwanya dengan rahmat, dengan mengakui" Aku telah berdosa kepada ya mu TUHAN," (2 Samuel 12:13). Dia bersujud di hadapan tahta Allah, memohon kepada-Nya" Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu: hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmatmu yang besar" (Mazmur 51:1).  Allah ingin merentangkan penuh belas kasihan dan lemah lembut" (Yakobus 5:11). Tuhan setia dan panjang sabar.
Dosa menghasilkan penghukuman, dan Tuhan akan menunjukkan keadilanNya. Namun, Dia memperluas rahmat-Nya, dengan panjang sabar kepada mereka yang layak mendapatkan hukuman" (Roma 9:22). Ada kekayaan besar dalam kesabaran dari Allah (Roma 2:4). Allah begitu sabar terhadap dunia yang jahat pada zaman Nuh (Petrus 3:20), dan Dia "sabar terhadap kita tidak menghendaki satu orangpun binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat" (2 Petrus 3:9).  Ini adalah demonstrasi kesabaran Ilahi yang terpancar dari hati-Nya yang penuh kasih.
Dunia pada zaman Nuh begitu jahat dan "kecenderungan hati manusia selalu membuahkan kejahatan" (Kejadian 6:5) dan bumi itu "penuh dengan kekerasan" (Kejadian 6:11).  Namun, kasih dan kesabaran Tuhan mengizinkan Nuh untuk berkhotbah kepada orang-orang jahat tersebut selama seratus dua puluh tahun sementara Nuh membangun bahtera. Dia digambarkan sebagai "pengkhotbah kebenaran "dalam 2 Petrus 2:5) dengan harapan bisa mengubah " orang berdosa dari jalannya yang jahat " (James 5:20).
Tuhan juga tidak akan memusnahkan empat kota yang telah terkubur dalam dosa dan penyimpangan hanya jika ada sepuluh orang benar di sana (Kejadian 19).  Tujuh bangsa penyembah berhala yang menghuni Palestina (Ulangan 7:1) menolak Allah yang keberadaaNya sudah dibuktikan oleh ciptaan sehingga mereka tidak punya alasan untuk berdalih" (Roma 01:20).
Mereka bertahan dalam kejahatan, dalam cara hidup yang jahat, menepis Allah, namun, Dia tetap memberikan mereka kesempatanuntuk bertobat, memberitahu Abraham bahwa kesalahan mereka adalah "belum genap" (Kejadian 15:16).  Banyak generasi kemudian, Allah  tidak menginginkan  bahwa adanya yang binasa  di Israel, Mesir, Kanaan, atau dunia, Allah menyatakan kebesaran-Nya dalam aksi  yang besar agar namanya " dapat dinyatakan di seluruh bumi" (Keluaran 9:16) . Pada akhirnya, hanya Rahab dan keluarganya yang mendapatkan manfaat  dari kesabaran dari Allah (Yosua 2:9-15; 6:23-25​​).
Kesabaran Allah bagi Israel ditunjukkan selama periode para Hakim-hakim, meskipun mereka" memperlakukan diri mereka lebih jahat dari nenek moyang mereka dengan menyembah dan melayani berhala dan bersujud kepadanya; mereka tidak berhenti dari perbuatan mereka sendiri ataupun dari kekerasan hati mereka" (Hakim-hakim 2:19). Saatnya batas kesabaran  Allah pun tiba dan hal itu terjadi saat Israel di bawa tertawan ke Asyur. Dia "menjauhkan orang Israel dari hadapan-Nya, seperti yang telah dikatakanNya melalui para nabi. Orang Israelpun diangkut dari negerinya sendiri ke tanah Asyur. Kata "setia" mengindikasikan  stabilitas dan ketenangan roh. 
Para suami dan istri ingin pasangan mereka untuk setia kepada mereka. Tidak ada ruang untuk kecurigaan atau ketidakpastian. Para prajurit bersumpah untuk setia kepada negara mereka. Kesetiaan  adalah kebutuhan manusia secara rutin . Banyak pasangan yang mengingkari sumpah pernikahan yang telah mereka buat di hari pernikahan. Banyak prajurit yang mengkhianati negara mereka. Jabatan tangan dalam bisnis tidak ada lagi cukup untuk menjaga kesetiaan dalam kesepakatan.
Kesetiaan kepada Tuhan hanya ditemukan dalam kesetiaan yang benar yang hanya dapat ditemukan di dalam Allah. "Maka ketahuilah bahwa Tuhan Allahmu Dialah Allah, Allah yang setia" (Ulangan 7:9).  Dengan kesetiaan yang teguh Engkau telah melaksanakan rancanganMu" (Yesaya 25:1). Ketidakpercayaan manusia tidak bisa membatalkan kesetiaan Allah (Roma 3:3)  "Allah itu setia" (1 Korintus 1:9).  Dan "jika kita tidak setia, Dia tetap setia karena Dia tidak dapat menyangkal dirinya" (2 Timotius 2:13).  Kesetiaan adalah sifat Ilahi, dan bagi Allah untuk tidak setia akan  bertentangan dengan sifat-Nya dimana tidak mungkin bagi Dia untuk melakukan itu.
Janji-janji Allah adalah benar dan setia. Dia menjanjikan penebusan melalui benih perempuan di Taman Eden (Kejadian 3:15) dan janji ini terpenuhi empat ribu tahun kemudian ketika Anak Allah lahir dari seorang perawan dan kemudian dan kemudian menderita mati demi manusia" (Ibrani 2:9).  Ketika Allah berbicara, Firman-Nya itu pasti dan benar, karena Dia tidak akan membiarkan "kesetiaan-Nya.  Ketika manusia memeluk kebenaran" Pada mulanya Allah" (Kejadian 1:1), ia menerima kedaulatan Tuhan dan tunduk kepada kehendak-Nya. Manfaat percaya dan yakin akan kekudusan, kebenaran, kebaikan, kemurahan, kebaikan, kesabaran, dan semua atribut-Allah itu tidak dapat diukur. 
Kehidupan yang mengutamakan kepentingan diri sendiri akan menghasilkan penderitaan dan sakit hati dan akhirnya kehilangan jiwa. Kehidupan yang penuh dengan kasih dan kesetiaan kepada Tuhan akan menghasilkan  "hak untuk memiliki pohon kehidupan dan dapat masuk melalui pintu gerbang ke kota itu" (Wahyu 22:14). (Oleh Cherry Chesser)

Pertanyaan-pertanyaan:
1.      Deskripsikan apa Allah
a.        
b.       
c.        
d.       
e.        
2.      Dari mana asal Allah?
3.      Sebutkan 3 Pribadi dalam KeAllahan.
4.      Apa sajakah kualitas-kualitas Allah?
5.      Bagaimanakah perasaan Allah tentang dosa?
6.      Apakah yang seharusnya kita lakukan ketika berdosa?
7.      Apakah kasih karunia itu?
8.      Apakah kemurahan itu?
9.      Bagaimanakah kita tahu bahwa Allah mengasihi kita?
Bagaimanakah Allah menciptakan manusia? Bagaimanakah manusia itu berbeda dari binatang?

Post a Comment

Berkomentarlah dengan sopan agar dapat kami tampilkan. Terima kasih.