Kebenaran Bagi Dunia

Kita harus mempunyai standard dan otoritas (kuasa) di dalam segala kegiatan dalam kehidupan. Jika tidak, maka kita akan mengalami kekacauan. Setiap bangsa memiliki pemerintahan yang akan menjalankan otoritas atas bangsa tersebut. Kepala sekolah dan guru menjalankan otoritas di sekolah. Orang tua menjalankan otoritas di rumah. 

Di dalam Kekristenan, kita melihat banyak perpecahan dan kekacauan terjadi. Mengapa? Karena kita gagal dibimbing oleh standard otoritas yang benar! Akibatnya ada ratusan atau bahkan ribuan gereja yang muncul dengan banyak pengajaran yang berbeda. 

Sebelum kekacauan ini dapat dihentikan, terlebih dahulu kita semua harus setuju dengan sebuah otoritas di dalam Kekristenan. Akan seperti apakah hasilnya? 


ALKITAB ADALAH FIRMAN ALLAH YANG DIILHAMI 

Alkitab adalah otoritas (kuasa) di dalam Kekristenan karena Alkitab adalah firman Allah yang diilhami. Rasul Paulus saat menulis kepada Timotius berkata, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 Timotius 3:16,17). 

Petrus berkata, “Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah” (2 Petrus 1:21). Petrus berbicara tentang orang-orang yang menulis Alkitab. Mereka adalah orang-orang yang diperintahkan untuk menulis apa yang harus mereka tulis. Roh Kudus adalah pribadi yang memerintahkan hal itu kepada mereka. Jika kita mendengarkan apa yang dikatakan Alkitab, berarti kita mendengarkan Allah berbicara. Allah adalah sempurna dan apa yang Ia katakan adalah benar. Manusia tidak sempurna, manusia melakukan kesalahan. Kita jangan mendengarkan manusia karena kadang-kadang salah. Sebab Allah tidak dapat salah, maka kita harus mendengarkan Dia, lalu kita akan tahu bahwa kita benar. “... firman-Mu adalah kebenaran” (Yohanes 17:17). Alkitab adalah firman Allah, firman Allah adalah kebenaran. Jadi, Alkitab berisi segala kebenaran. 


MANUSIA TIDAK DAPAT MENENTUKAN JALANNYA SENDIRI 

Alkitab adalah otoritas di dalam Kekristenan karena manusia tidak dapat menentukan jalannya sendiri. “Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya” (Yeremia 10:23). Banyak orang berpikir bahwa mereka dapat memutuskan sendiri apa yang benar bagi mereka di dalam Kekristenan. Ketika manusia berusaha untuk menentukan jalannya sendiri, dia akan mendapatkan banyak masalah. Apabila dia mendengarkan Allah, maka dia akan lebih baik. Jika manusia dapat menentukan jalannya sendiri, maka Alah tidak akan memberikan Alkitab kepada kita. Supaya menemukan jalan hidup yang berkenan kepada Allah, kita harus membiarkan Alkitab menjadi penuntun (pembimbing) kita. 


KITA AKAN DIHAKIMI OLEH ALKITAB 

Alkitab adalah otoritas di dalam Kekristenan karena kita akan dihakimi olehnya pada kedatangan Kristus yang kedua kalinya, “... manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi” (Ibrani 9:27). 

Tidak seorang pun dapat menghindar dari kematian. Seluruh dunia setuju dengan hal itu. Tidak seorang pun juga yang dapat menghindari penghakiman. Oleh karena kita tidak dapat menghindari penghakiman, maka kita harus bersiap untuk menyambutnya. Tetapi bagaimanakah kita dapat bersiap untuk itu? Dengan mendengarkan Yesus. Allah telah memberikan kuasa kepada Yesus untuk berbicara. Perkataan Kristus yang akan menghakimi kita. Dengarkanlah apa yang telah dikatakan Yesus, “Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman” (Yohanes 12:48). 

Setiap orang akan dihakimi oleh hidupnya sendiri. “... pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya” (Matius 16:27). “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat” (2 Korintus 5:10). 


ALKITAB MENGATAKAN APA YANG HARUS KITA LAKUKAN SUPAYA SELAMAT 

Alkitab adalah otoritas di dalam Kekristenan karena Alkitab mengatakan apa yang harus kita lakukan supaya selamat. “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani” (Roma 1:16). “Dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya” (Ibrani 5:9). 

Tidak seorang pun kecuali Yesus yang dapat mengatakan apa yang harus kita lakukan supaya selamat. Apakah yang dikatakan Yesus untuk kita lakukan supaya selamat? Yesus berkata, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Markus 16:16). 

Lagi kita baca di dalam kitab Kisah Rasul, “Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kisah Rasul 2:38). 

Supaya selamat, kita harus percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Dia telah mati supaya kita memperoleh pengampunan dari dosa-dosa. Kita harus bertobat (membuka pikiran untuk berbalik dari perbuatan dosa dan kembali kepada Allah untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan kehendak Allah) dari dosa-dosa kita. Kita harus mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah. Kemudian kita harus dibaptiskan (singkatnya dikuburkan ke dalam air) untuk keampunan dosa-dosa kita. 


KESIMPULAN 

Jika kita tidak menerima Alkitab sebagai otoritas di dalam Kekristenan, maka kita tidak mendengarkan Allah. Allah tidak menyukai hal ini. Allah menghukum orang-orang yang tidak mendengarkan-Nya. Inilah yang dikatakan Alkitab tentang hal itu: 

“Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia” (Galatia 1:8). 

Jika kita mendengarkan pengajaran manusia, maka Allah tidak ada di dalam hidup kita. “Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak” (2 Yohanes 9). 

Apakah Anda mendengarkan pengajaran Kristus atau pengajaran manusia?

Post a Comment

Berkomentarlah dengan sopan agar dapat kami tampilkan. Terima kasih.