Cetak Biru Alkitab


Studi yang cermat terhadap Alkitab akan mengungkapkan bahwa, gereja, tubuh Kristus, secara ke seluruhan tidak memiliki organisasi kolektif. Dengan kata lain, selain dari Yesus yang menjadi Kepala gereja, gereja tersebut tidak mempunyai organisasi lain. Gereja tidak mempunyai dewan direktur, presiden, pemimpin kepala, nabi kepala, gembala kepala dan lain-lain. Semua pekerjaan kolektif (pekerjaan jemaat) dikerjakan pada bagian dari jemaat lokal (anggota-anggota). Jemaat lokal terdiri dari orang-orang yang dipanggil keluar (orang Kristen) yang tinggal di suatu area lokal.

Gereja/ jemaat lokal pertama terdiri dari 3000 orang yang telah mentaati Injil keselamatan sebagaimana dinyatakan dalam Kisah Rasul 2:41-47. Dalam bagian ini kita melihat tanda-tanda/ dari sebuah jemaat lokal. Dalam Kisah Rasul 2:42-43, kita melihat ibadah kolektif. Dalam Kisah Rasul 2:4 kita melihat perbendaharaan kolektif. Dalam Kisah Rasul 2:44, kita melihat bahwa mereka memiliki semua hal secara bersama.

Ketika waktu berlalu, orang-orang Kristen di Yerusalem kembali ke tempat asal mereka dan memberitakan Injil. Setelah Stefanus di rajam (Kisah Rasul 6:8), orang-orang Kristen tersebar di mana-mana. Akan tetapi, orang-orang Kristen ini terus memberitakan Injil. “Mereka yang tersebar itu menjelajahi seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil” (Kisah Rasul 8:4). Sementara orang-orang Kristen yang baru lahir ini mengajar orang-orang di kota masing-masing, orang-orang mentaati firman Allah. Ketika orang-orang di suatu area lokal tertentu diselamatkan, sebuah jemaat lokal terbentuk. Perjanjian Baru penuh dengan contoh tentang berdirinya jemaat-jemaat lokal (lihat catatan di samping).

Organisasi Gereja Lokal

Gereja Kristus lokal mempunyai organisasi, dimulai dari para penatua (para Pastor, Efesus 4:11/ para Bishop, 1 Timotius 3:1) yang mengawasi gereja lokal. Dari contoh-contoh Alkitab, kita mempelajari bahwa setiap jemaat lokal mempunyai penatua-penatua (jamak) yang memenuhi syarat. Salah satu contoh kita temukan di Kisah Rasul 14:23 yang menyatakan, “Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka.” (Sama dengan Kisah Rasul 20:17) (Alkitab tidak pernah menyatakan atau mendukung bahwa hanya satu orang yang memimpin jemaat lokal). Para penatua-penatua yang memenuhi syarat adalah penatua yang memenuhi syarat yang terdapat dalam 1 Timotius 3:1-7 dan Titus 1:5-9).

Para penatua mengawasi gereja. Petrus mengajar para penatua, “Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu” (1 Petrus 5:2-3; ayat refrensi 1 Timotius 5:17). Kewajiban mereka adalah menjaga, penatua adalah gembala atau memberi makan gereja lokal. Paulus mengingatkan para penatua dari Efesus, “Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri” (Kisah Rasul 20:28).

Sebagai tambahan dalam tugasnya mengawasi gereja lokal, para penatua juga melindungi jemaat dari guru-guru palsu. Dalam memperingatkan para penatua dari Efesus, selanjutnya Paulus menyatakan, “Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri. Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka. Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata” (Kisah Rasul 20:28-31).

Tanggung jawab jemaat lokal terhadap penatua-penatua adalah sederhana: jemaat lokal harus tunduk kepada penatua-penatua. Disinilah kita temukan: “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu” (Ibrani 13:17).

Di dalam organisasi jemaat lokal, dapat kita temukan adanya diakon-diakon. Para diakon melayani sebagai penolong, pelayan-pelayan jemaat, kemungkinan memperhatikan kebutuhan jasmani jemaat lokal. (Di dalam Bahasa Yunani, kata diakon berarti penolong, pelayan, atau minister). Contoh untuk itu ditemukan dalam Filipi 1:1, “Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para penilik jemaat dan diaken.” Sebagaimana halnya penatua-penatua harus memenuhi syarat, demikian jugalah dengan diakon-diakon. Persyaratan ini dapat ditemukan di dalam 1 Timotius 3:8-13.

Di dalam organisasi gereja lokal, ada anggota jemaat. Ketika seseorang ditambahkan ke dalam tubuh Kristus, dia bergabung ke dalam gereja lokal supaya dia bisa bekerja dengan anggota gereja yang lainnya. Mari kita menyimak contoh tentang Rasul Paulus. “Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid. Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus. Dan Saulus tetap bersama-sama dengan mereka di Yerusalem, dan dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan” (Kisah Rasul 9:26-28). Saat Paulus pergi ke Yerusalem, dia berusaha bergabung dengan saudara-saudara seiman dalam pekerjaan lokal mereka. Tapi karena kehidupan masa lampaunya yang menganiaya orang Kristen, anggota jemaat di Yerusalem takut kepadanya. Ketika Barnabas berbicara tentang kehidupan Paulus, saudara-saudara tersebut mau menerima Paulus. Dan pada saat itu juga Paulus diterima menjadi anggota jemaat di Yerusalem.

Contoh lain mengenai seorang anggota jemaat yang aktif dalam gereja lokal adalah seorang yang bernama Febe. Febe adalah anggota jemaat yang aktif di Kenkrea (Roma 16:1-2).

Satu tanda bahwa seseorang telah mengikatkan dirinya dengan jemaat lokal adalah tindakannya sebagai anggota jemaat lokal. Rasul Paulus menulis, Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain” (Roma 12:3-8). Seorang anggota jemaat lokal harus melakukan bagiannya dalam pekerjaan jemaat lokal.

Gereja Lokal Menyediakan Pertemuan bagi Orang-orang Kudus

Jemaat lokal mempunyai beberapa tanggung jawab sebagaimana kita lihat di dalam Alkitab. Gereja lokal mengadakan pertemuan pada hari pertama dalam minggu itu. Pertemuan-pertemuan pada hari pertama dalam minggu itu tersebut memberi kesempatan kepada jemaat untuk mengenang kematian Kristus dan memberitakannya sampai kedatangan-Nya kembali (1 Korintus 11:20, 23-26; Kisah Rasul 20:7).

Dalam 1 Korintus 11, kita melihat Paulus mengingatkan jemaat lokal di Korintus tentang tanggung jawab mereka melakukan Perjamuan Tuhan dengan cara yang layak. Dalam Kisah Rasul 20:7, kita menemukan contoh bahwa jemaat mengadakan Perjamuan Tuhan pada hari pertama dalam minggu itu.

Jemaat lokal juga mengadakan pertemuan supaya anggota jemaat yang hadir dapat diajari firman Allah. Khotbah seharusnya mengajar, menasihati, menguatkan, dan menegur orang-orang yang hadir. Bagaimana harus hidup dan mengajar yang sesat supaya selamat. Paulus mengatakan kepada Timotius, “Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar” (1 Timotius 4:13). Paulus juga menulis, “Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain” (2 Timotius 2:2). Kisah Rasul 20:7 dan 2:42 adalah dua contoh tentang pertemuan orang-orang kudus bersama-sama untuk mendengarkan pesan dari Firman Allah.

Jemaat lokal berkumpul supaya orang-orang Kristen dapat memberikan uangnya secara bersama-sama kepada jemaat lokal untuk pekerjaan jemaat lokal tersebut. Seperti yang kita pelajari dalam firman Allah, kita menemukan bahwa jemaat lokal mempunyai tiga pekerjaan atau tanggung jawab utama (kita akan mempelajari hal ini pada pelajaran berikut). Pekerjaan-pekerjaan ini membutuhkan uang. Ketika jemaat lokal berhimpun bersama pada hari pertama dalam minggu itu adalah untuk mengumpulkan uang dari antara orang-orang kudus. Contoh seperti ini dapat lihat dalam surat kiriman Paulus kepada jemaat di Korintus. Paulus menulis, “Tentang pengumpulan uang bagi orang-orang kudus, hendaklah kamu berbuat sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang kuberikan kepada Jemaat-jemaat di Galatia. Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing -- sesuai dengan apa yang kamu peroleh -- menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang” (1 Korintus 16:1-2).

Ketika jemaat lokal berhimpun bersama-sama, mereka melakukannya karena alasan rohani. Jemaat lokal berhimpun untuk mempelajari firman Tuhan. Jemaat lokal berkumpul untuk menyanyikan pujian dan memberikan nasihat. Jemaat berkumpul untuk memperingati kematian Tuhan melalui Perjamuan Tuhan.

Jemaat lokal berkumpul untuk memanjatkan doa kepada Allah (1 Timotius 2:1-3, 8). Singkatnya, jemaat lokal berhimpun untuk menyembah Allah, saling membangun di dalam kasih dan pekerjaan yang baik (Ibrani 10:24-25), dan mendorong serta saling menguatkan (1 Korintus 14:26).

Tanggung Jawab lain Gereja Lokal

Belajar tentang jemaat lokal tidak akan sempurna tanpa mempertimbangkan tanggung jawab jemaat lokal lainnya. Jemaat lokal bertanggung jawab terhadap penginjilan (1 Timotius 3:15). Penginjilan merupakan salah satu alasan mengapa orang Kristen berhimpun bersama-sama, sabagaimana dinyatakan pada awal pelajaran ini. Jemaat lokal dapat mensuport seorang penginjil lokal (1 Korintus 9:3-14). Jemaat lokal dapat mengutus seseorang untuk memberitakan Injil (Kisah Rasul 13:1-3). Jemaat lokal dapat mensuport pemberitaan Injil di tempat lain (2 Korintus 11:8-9).

Jemaat lokal bertanggung jawab terhadap pembinaan warga jemaat. Jemaat lokal harus mendidik anggota jemaatnya sendiri. Pembinaan ini dicapai melalui perhimpunan yang diadakan bagi orang-orang kudus. Penulis Kitab Ibrani menulis, “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat” (Ibrani 10:24-25) dalam Kolose 3:15-16 Paulus menulis, “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.”

Jemaat lokalnya juga bertanggung jawab untuk memberikan pertolongan kepada orang-orang Kristen yang berkurangan. Salah satu contoh ditemukan dalam Kisah Rasul 11. “Lalu murid-murid memutuskan untuk mengumpulkan suatu sumbangan, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing dan mengirimkannya kepada saudara-saudara yang diam di Yudea. Hal itu mereka lakukan juga dan mereka mengirimkannya kepada penatua-penatua dengan perantaraan Barnabas dan Saulus” (Kisah Rasul 11:29-30). Perhatikan pujian Paulus tentang jemaat Korintus, “Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah. Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang” (2 Korintus 9:12-13).

Post a Comment

Berkomentarlah dengan sopan agar dapat kami tampilkan. Terima kasih.