Cetak Biru Alkitab


Apakah Anda ingin mempelajari Alkitab lebih banyak lagi? Alkitab bukanlah merupakan kitab di luar pengertian manusia. Allah memberikan Alkitab untuk membimbing manusia. Anda dapat mengerti Alkitab dan rencana Allah untuk menyelamatkan manusia. Agar Anda dapat mempelajari Alkitab dan semua hal-hal yang menakjubkan di dalamnya, maka pertama-tama Anda harus melakukan hal-hal berikut ini:

Pertama, Anda harus menyingkirkan semua kesombongan. Ketika seseorang mempelajari firman dan kehendak Allah bagi manusia, maka dia harus mengatakan seperti yang dikatakan oleh Yesus, "... bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi" (Lukas 22:42). Anda harus rela mengutamakan kehendak Allah daripada keinginan Anda sendiri. Anda harus bertanya kepada diri Anda sendiri, “Apakah kehendak Allah bagi saya?”

Kedua, Anda harus menyingkirkan pikiran-pikiran prasangka perihal keagamaan. Banyak orang berprasangka terhadap pengajaran-pengajaran Alkitab. Mereka lebih senang dengan pendapat mereka, agama keluarga, atau agama seseorang yang mereka kagumi sendiri dari pada pengajaran Alkitab. Yang penting itu bukanlah siapa yang benar melainkan apa yang benar. Rasul Paulus memperingatkan orang Kristen di seluruh daerah Galatia agar tidak mendengarkan penginjil yang tidak mengajarkan ajaran Yesus Kristus (Galatia 1:6-9).

Ketiga, Anda tidak boleh membiarkan seseorang menekan Anda supaya menerima kepercayaan mereka. Anda harus mempelajari kebenaran, karena Anda menginginkan kebenaran. Sebab sekali Anda yakin betul dengan apa yang Anda pelajari dari firman Allah, Anda harus percaya dan melakukannya. Anda harus menerima firman dan melakukannya hanya bila Anda yakin dan bukan karena tekanan. Paulus menuliskan kepada Timotius, “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu” (2 Timotius 2:15). Anda juga dapat belajar supaya layak di hadapan Allah.

Kesatuan Alkitab

Dalam memulai ikhtisar Alkitab ini, Anda akan menemukan bahwa Alkitab adalah suatu kumpulan kitab-kitab. Alkitab terdiri dari 66 kitab yang dituliskan oleh 40 orang yang berbeda dalam kurun waktu 1600 tahun. Ke-66 kitab ini dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama terdiri dari 39 kitab dan Perjanjian Baru 27 kitab.
Alkitab memiliki kesatuan yang sempurna dalam doktrin. Kesatuan Alkitab dalam doktrin nyata di dalam tema Alkitab; Penebusan manusia. Di dalam Efesus 3:8-12, Rasul Paulus mengatakan, “Kekayaan Kristus” dan “mendapat bagian di dalam yang dijanjikan” yang berabad-abad tersembunyi dalam Allah mulai dari “permulaan zaman.” Di dalam ayat 11 dalam teks yang sama, Paulus mengatakan, “maksud abadi” yang dilaksanakan Allah di dalam Kristus Yesus.”
Kesatuan doktrin Alkitab dari tampak jelas di dalam kesatuan cerita yang berkesinambungan di dalam Alkitab. Alur cerita itu sama seperti untaian tasbih. Cerita itu dimulai dari Adam dan diakhiri di dalam Yesus Kristus. Cerita itu dimulai dengan kejatuhan manusia dan berakhir pada penebusan manusia melalui Yesus Kristus.
Biji tasbih pertama adalah Adam dan biji tasbih yang terakhir adalah Yesus Kristus. Pertimbangkan ilustrasi berikut ini:

Keabsahan Alkitab

Orang yang masih baru belajar Alkitab mungkin saja akan bertanya, “Mengapa saya harus belajar Alkitab?” Ada beberapa alasan mengapa Anda harus percaya bahwa Alkitab itu adalah firman Allah yang Mahakuasa. Anda telah mengetahui satu alasan mengapa Anda harus percaya kepada Allah. Kesatuan Alkitab merupakan contoh agung perihal asalnya yang dari Ilahi. Sementara ada beberapa orang yang mempunyai keahlian menulis, namun tidak pernah ada beberapa penulis buku yang tidak diilhami dapat menuliskan buku seperti Alkitab. Walaupun Alkitab itu dituliskan dalam kurun waktu yang lama dan adanya perbedaan besar di antara penulis, tetapi kelanjutan isi Alkitab itu tetap utuh. Komposisi Alkitab hanya dapat terjadi oleh campur tangan oknum Ilahi yang jauh lebih besar daripada manusia.

Alasan lain mengapa Anda dapat percaya kepada Alkitab adalah keakuratan penggenapan nubuatan. Di seluruh Perjanjian Lama (Kejadian-Maleakhi) terdapat beberapa nubuatan yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang akan datang. Sebagian nubuatan ini telah digenapi pada waktu yang lampau. Sebagai contohnya adalah nubuatan-nubuatan tentang kejatuhan kota dan kerajaan-kerajaan kuno. Yesaya menubuatkan tentang kejatuhan kerajaan Babilonia (Yesaya 13:19-22) dan kerajaan Mesir (Yesaya 19), Nahum juga menubuatkan keruntuhan kota Nineweh (Nahum 1:1-3:19). Penulis nubuatan-nubuatan ini tidak dapat menubuatkan peristiwa-peristiwa yang akan datang tanpa pertolongan Ilahi.

Beberapa nubuatan yang paling besar adalah yang berhubungan dengan Kristus. Yesus berkata, “Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku” (Yohanes 5:39). Pertimbangkan bagan berikut ini, yang menunjukkan bahwa sebagian nubuatan-nubuatan yang berhubungan dengan Kristus telah digenapi.

CONTOH
NUBUATAN
PENGGENAPAN NUBUATAN
Lahir dari seorang perawan
Yesaya 4:14
Lukas 1:26-31
Tempat kelahiran
Mikha 5:2
Matius 2:5, 6
Pengajaran di Galilea
Yesaya 9:1-2
Matius 4:14-16
Tangan dan kakinya ditusuk tetapi tidak dipatahkan tulang-tulangnya.
Mazmur 22:16
Mazmur 34:20
Zakharia 12:10

Yohanes 19:33-37
Dikuburkan di dalam kubur orang kaya
Yesaya 53:9
Matius 27:57-60

Pendukung lain keabsahan Alkitab adalah bukti keakuratan ilmu pengetahuannya. Alkitab banyak mengandung bukti-bukti ilmu pengetahuan, banyak orang tidak menyadari sampai beratus-ratus tahun lamanya sesudah fakta itu dituliskan di dalam Alkitab. Sebagai contohnya kira-kira tahun 740 – 680 BC, Yesaya menyatakan bahwa bumi itu bulat (Yesaya 40:22). Suatu waktu antara tahun 2000-1800 s.M. Ayub mengatakan bahwa bumi itu bergantung di sebelah utara (Ayub 26:7). Kira-kira tahun 1444 s.M. di dalam hukum yang diberikan Allah kepada bangsa Israel, dinyatakan bahwa kehidupan itu ada di dalam darah. Penemuan modern di dalam ilmu pengetahuan dan kedokteran membuktikan apa yang dikatakan Alkitab ratusan tahun sebelumnya. Walaupun contoh-contoh lain dapat diutarakan tetapi contoh-contoh ini sudah cukup untuk membantu kita dalam memahami keabsahan Alkitab sebagai firman Allah. 

Sejarah Dalam Alkitab

Sejarah yang dicakup Alkitab adalah luas. Alkitab mulai dengan penciptaan alam semesta, penciptaan bumi dan penciptaan segala kehidupan di bumi termasuk umat manusia. Kejadian 1:1, langsung dimulai dengan “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Sesuai dengan silsilah yang ditemukan di dalam pasal 5 dan 10, kemungkinan kira-kira 1600 tahun sesudah penciptaan Adam, Allah membinasakan bumi dengan air bah karena kejahatan manusia. Di dalam Kejadian 6-8, hanya Nuh dan keluarganya yang didapati benar. Sebagai hasilnya, Allah sayang kepada Nuh dan keluarganya. Mungkin kira-kira lima ratus tahun kemudian, Allah membuat perjanjian dengan Abraham, sebuah janji yang berhubungan dengan penebusan manusia (Kejadian 12-25). 
Sejarah yang terdapat di dalam Alkitab, mulai dari pemilihan Israel sebagai sebuah bangsa, perhambaan mereka di Mesir dan pembebasan mereka oleh Musa. Kita dapat membaca kebangkitan dan kejatuhan Israel sebagai sebuah bangsa yang bersatu tetapi kemudian sebagai bangsa yang terbagi. Melalui Alkitab, kita dapat mengetahui bahwa Allah membangkitkan bangsa-bangsa untuk membinasakan bangsa Israel. Allah menghancurkan bangsa-bangsa untuk memelihara bangsa Israel. Bangsa-bangsa yang dibangkitkan Allah untuk memerangi Israel adalah: Filistin, Assiria, Babilonia, Persia, dsb.

Alkitab juga menyatakan tentang penggenapan kelahiran Yesus Kristus yang terjadi kira-kira tahun 4 atau ke 5 SM. Alkitab berbicara tentang kehidupan, kematian, kebangkitan dan kenaikanNya. Dengan mempelajari Perjanjian Baru, Anda dapat mengetahui pengaruh besar kehidupan, kematian, kebangkitan dan kenaikanNya, baik bagi orang Yahudi maupun bagi orang yang bukan Yahudi. Kitab terakhir dalam Alkitab adalah Kitab Wahyu yang dituliskan untuk memberikan pengharapan bagi orang Kristen. Kitab tersebut menyatakan kepada orang Kristen bahwa mereka dapat mengalahkan dosa dan hidup selamanya di surga bersama dengan Allah, Kristus dan Roh Kudus.
Sejarah Alkitab dapat dibagi ke dalam tiga periode (dispensasi) yang berbeda. Periode pertama disebut dengan zaman Patriakh, yang berlangsung kira-kira 2500 tahun. Zaman Patriakh ini dimulai dari Adam dan berakhir pada waktu Allah memberikan hukum kepada bangsa Israel di Gunung Sinai. Di dalam zaman Patriakh ini, agama dilakukan dalam bentuk agama keluarga. Allah berbicara kepada kepala keluarga (bapa).

Periode kedua adalah zaman Musa yang berlangsung selama 1500 tahun. Periode ini mulai sejak Allah memberikan hukumNya kepada orang Israel di Gunung Sinai dan berakhir ketika Yesus Kristus mati di kayu salib. Dalam periode ini agama itu dilakukan dalam bentuk agama bangsa. Allah memberikan hukumNya kepada Musa untuk dijalankan.

Periode yang ketiga adalah zaman Kekristenan. Periode ini mulai sejak kematian Yesus Kristus, penguburan dan kebangkitanNya dan terus sampai sekarang. Zaman yang terakhir ini akan berakhir pada waktu kedatangan Kristus yang kedua kali (1 Tesalonika 4:13-18; 2 Petrus 3:10-13). Selama periode ini, siapa saja boleh percaya kepada Allah melalui iman kepada Yesus Kristus dan ketaatan kepada perintahNya. Kekristenan itu adalah agama yang dibangun atas dasar para rasul, nabi-nabi dan Yesus Kristus sendiri sebagai batu penjurunya (Efesus 2:19-20). Agama Kristen itu adalah agama yang mengakui satu gereja (tubuh Kristus), satu roh, satu pengharapan, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan dan satu Allah (Efesus 4:4-6).

Janji Keselamatan

Sejarah yang paling besar yang pernah dinyatakan terdapat di dalam Alkitab. Alkitab menyatakan tentang perpisahan Allah dengan manusia yang diawali dari ketidaktaatan Adam dan Hawa. Pada waktu itu Tuhan berjanji bahwa benih perempuan itu (Kristus) akan meremukkan kepala Iblis (membatasi kuasanya), Kejadian 3:15. Nubuatan ini digenapi ketika Yesus yang lahir dari seorang perempuan (Galatia 4:4) menghancurkan “pekerjaan Iblis” (1 Yohanes 3:8). Melalui kematian-Nya di kayu salib di Kalvari (luka kecil pada tumit). Yesus menang atas Iblis (meremukkan “kepala” Iblis). Dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Dia berhadapan dengan pukulan yang dashyat terhadap usaha-usaha Iblis. Dia melakukan penebusan dan perdamaian dengan Allah melalui pengampunan segala dosa.

Seperti yang telah dinyatakan pada awal pelajaran ini, bahwa penebusan manusia merupakan kesatuan tema Alkitab. Di dalam pelajaran berikutnya, kita akan menganalisa lebih dalam lagi tentang dosa, penebusan dan apa yang harus dilakukan orang berdosa agar dia berdamai dengan Allah. Ini semua dapat ditemukan di dalam Alkitab, yaitu firman Allah yang ajaib.

Post a Comment

Berkomentarlah dengan sopan agar dapat kami tampilkan. Terima kasih.