Oleh: Garland Robinson

Sebagian besar orang percaya bahwa sekarang ini kita masih harus menjalankan hukum Taurat Apakah hal itu benar? Bagaimanakah ajaran Alkitab tentang hal itu?

Hukum Taurat diberikan kepada bangsa Israel dan diberikan di Gunung Sinai sesudah mereka meninggalkan perbudakan di Mesir (Ulangan 4:13; 9:9, 10). Musa berkata, “TUHAN, Allah kita, telah mengikat perjanjian dengan kita di Horeb. Bukan dengan nenek moyang kita TUHAN mengikat perjanjian itu, tetapi dengan kita, kita yang ada di sini pada hari ini, kita semuanya yang masih hidup” (Ulangan 5:2-3). Ini adalah hukum baru yang diberikan oleh Allah. Hukum itu tidak pernah diberikan kepada nenek moyang mereka. Hukum Taurat itu hanya diberikan untuk bangsa Israel.

Perintah untuk memelihara hari Sabat (hari ketujuh minggu itu, tidak diperintahkan kepada manusia sebelum hukum itu diberikan di Gunung Sinai (baca Nehemia 3:13-14). Hukum itu tidak diperintahkan kepada orang lain selain bangsa Israel. Hukum Taurat dan syariat-syariat Taurat diberikan di Gunung Sinai hanya kepada bangsa Israel dan tidak kepada bangsa-bangsa lain. Orang-orang kafir (non Yahudi) tidak dituntut untuk mengikuti hukum Taurat itu kecuali mereka telah ditobatkan kepada agama Yahudi. Bahkan walaupun hukum Taurat itu belum digenapi oleh Kristus, hukum tersebut tidak akan diwajibkan bagi non Yahudi. Hukum itu tidak pernah diperuntukkan bagi non Yahudi.

Yeremia yang hidup di bawah hukum yang diberikan di Gunung Sinai, mengatakan bahwa hukum tersebut adalah sementara dan Allah akan memberikan hukum yang baru bagi umatNya, “Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda” (Yeremia 31:31-32). Hukum baru itu akan berbeda dengan hukum yang lama. Yeremia mengatakan hal ini kira-kira 900 tahun sesudah hukum lama itu diberikan di Gunung Sinai dan 600 tahun sebelum Kristus memberikan hukum yang baru itu. Di dalam Perjanjian Baru penulis Kitab Ibrani mengutip dari Kitab Yeremia dan ayat tersebut ditujukan kepada Yesus, “... pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi. Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua ....” (Ibrani 8:6-13).

Yeremia 31:31-34 juga mengatakan beberapa hal yang lain tentang hukum Perjanjian Lama dengan hukum Perjanjian Baru. Hukum lama itu dituliskan pada loh batu, tetapi hukum Perjanjian Baru akan dituliskan pada hati orang-orang percaya. Hukum lama tidak menyediakan hukum pengampunan dosa yang terakhir, tetapi di dalam hukum Perjanjian Baru ada. Kesepuluh hukum adalah bagian dari hukum lama. Hukum tersebut tidak pernah diwajibkan kepada manusia sejak Kristus mati di kayu salib 2000 tahun yang lalu (Kolose 2:14). Pada waktu itu Yesus memberikan suatu “... pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi” (Ibrani 8:6).

Apa yang terjadi dengan hukum Perjanjian Lama (hukum lama atau Perjanjian Lama)? Perjajian Baru menyatakan kepada kita, “Oleh karena Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya” (Ibrani 8:13). “Memang suatu hukum yang dikeluarkan dahulu dibatalkan, kalau hukum itu tidak mempunyai kekuatan dan karena itu tidak berguna, -- sebab hukum Taurat sama sekali tidak membawa kesempurnaan ...” (Ibrani 7:18-19). “Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua” (Ibrani 10:9).

“Sebab, jikalau imamat berubah, dengan sendirinya akan berubah pula hukum Taurat itu” (Ibrani 7:12). Rasul Paulus menuliskan, “Dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib” (Kolose 2:14). Paulus juga menuliskan tentang hukum Perjanjian Lama yang berisikan sepuluh hukum, “Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun” (Galatia 3:24, 25).

Kapankah hukum lama itu digenapi dan diberikan hukum Baru? Hal itu terjadi ketika Yesus mengorbankan darahNya di kayu salib,

“Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama. Sebab di mana ada wasiat, di situ harus diberitahukan tentang kematian pembuat wasiat itu. Karena suatu wasiat barulah sah, kalau pembuat wasiat itu telah mati, sebab ia tidak berlaku, selama pembuat wasiat itu masih hidup” (Ibrani 9:15-17).

Apakah tujuan hukum Perjanjian Lama yang diberikan kepada bangsa Israel di Gunung Sinai? Paulus menjawab, “Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu” (Galatia 3:9). Benih itu adalah Kristus (Galatia 3:16). Hukum lama yang mencakup kesepuluh hukum itu diberikan kepada bangsa Israel dan berkuasa hingga Kristus tiba. Sejak Kristus tiba dan menggenapi hukum lama itu, Dia meniadakan hukum lama itu. Yesus memberikan hukum baru (hukum atau perjanjian) kepada kita. Kita harus melakukan hukum baru ini untuk mengetahui bagaimana kita melayani Allah sesuai dengan yang dikehendaki-Nya.

(Alih bahasa oleh: Victor Nainggolan)

5 Komentar

Berkomentarlah dengan sopan agar dapat kami tampilkan. Terima kasih.

  1. kesimpulannya apa? jadi masih perlu gak mentaati hukum taurat? hukum baru itu apa? tolong dijelaskan ..

    BalasHapus
  2. Sdr. Holan, terima kasih atas semangat Anda mencari kebenaran Alkitab. Hukum Taurat diberikan oleh Allah melalui Musa (Yohanes 1:17) kepada bangsa Israel (Keluaran 19:2 - Yohanes 19:30- masa berlakunya hukum Taurat - http://suarainjil.blogspot.com/p/pelajaran-2.html). Mengenai perlu - tidaknya untuk mentaati Hukum Taurat, silakan baca Kolose 2:14; Roma 7: 1-6; Ibrani 8:13; Gal.5:1-4. Hukum Baru adalah Hukum Kristus (Matius - Wahyu). Telah dinubuatkan oleh nabi Yeremia dalam Yeremia 31:31-34; dan dijelaskan oleh penulis Ibrani (Ibrani 8:6-13).Baca selengkapnya di http://suarainjil.blogspot.com/2012/05/haruskah-kita-mengikuti-hukum-taurat.html . Demikian, Admin Suara Injil

    BalasHapus
  3. Bedakan injil dan taurat mas brader, benar Tuhan Yesus mengatakan Aku dtg bukan meniadakan hukum taurat melainkan utk menggenapi. Kata menggenapi artix menyempurnakan dgn adax kasih karunia. Taurat mengajarkan ketaatan secara lahiriah sedangkan Injil mengajarkan ketaatan dgn kasih. Jd kalo anda mau taat sama taurat silahkan tp jgn setengah2, lakukan 10 perintah dgn benar, kalo anda salah siap dikutuk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silakan Anda baca ayat-ayat firman Tuhan dalam Kolose 2:14; Roma 7:1-7; Ibrani 8:13; Galatia 5:1-4. Matius 5:17 - berhubungan dengan semua nubuatan tentang Yesus sendiri dalam Perjanjian Lama, yang jumlahnya kurang lebih 300 nubuatan. Anda bisa juga membaca Yohanes 19:30, Yesus mengatakan bahwa Dia sudah menggenapi semua itu.

      Hapus
    2. Ia mas Yesua datang Untuk Menggenapai dan Juga untuk Tidak Meniadalah (artinya ia menyempurnakan)10 hukum Tuhan yang di berikan

      Hapus

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan agar dapat kami tampilkan. Terima kasih.