Pengakuan dan penerimaan seseorang terhadap Alkitab adalah berbeda-beda.  Sikap itu tentu tergantung pada dalamnya keyakinan mereka kepada Alkitab itu sendiri. Kita tidak cukup hanya mengetahui apa yang kita percayai, tetapi kita juga dituntut untuk mengetahui alasan mengapa kita percaya dengan apa yang kita percayai.  Sesuatu itu benar atau salah bukan tergantung pada perasaan atau pengakuan seseorang. Kebenaran akan tetap kebenaran sekalipun orang tidak mengakuinya.
    Alkitab adalah firman yang diilhami oleh Allah.  Pernyataan ini sederhana dan mudah dimengerti tetapi apabila tiba pada usaha untuk meyakinkan orang tentang kebenarannya, maka kita akan menghadapi tantangan.  Hal itu disebabkan karena sungguh banyaknya kritikan-kritikan dan juga perdebatan-perdebatan yang semuanya bersifat untuk melemahkan Alkitab, hal itu tentu akan mempengaruhi sikap seseorang untuk menerima Alkitab itu.
    Di dalam tulisan ini, saya akan memaparkan beberapa keunikan yang terdapat di dalam Alkitab yaitu jenis keunikan yang tidak mungkin dihasilkan oleh pikiran dan kemampuan manusia.  Dengan harapan agar dengan mengetahui keunikan ini, semua pembaca menerima Alkitab itu dan menaatinya.
    Sebagian orang berkata bahwa Alkitab itu tidak mungkin diketahui seluruhnya karena bahasa yang dipakai ada juga yang berupa kiasan yang sulit dimengerti dan sangat mungkin untuk disalah-artikan.  Yang lain berkata bahwa Alkitab itu buku kuno yang sudah ketinggalan zaman.  Yang lain menerima dan mengakui Alkitab itu dari Allah tetapi tidak peduli (bersikap masa bodoh) dengan instruksi yang ada didalamnya.  Semua pandangan ini tentu akan membunuh keinginan atau semangat mereka untuk mendengar ataupun mempelajarinya.  Bagaimanakah seseorang itu dapat mengetahui secara pasti tentang yang mana ada terlebih dahulu antara ayam dengan telur?  Apakah Anda mengetahui jawabannya?  Jika “Ya,” apakah ukuran yang Anda pergunakan, apakah ukuran itu dapat Anda pertanggung-jawabkan kebenarannya?
    Menurut hemat saya, salah satu penyebab mengapa ada orang yang mempunyai pandangan seperti yang tersebut di atas dan tidak mau mengakui Alkitab itu ialah karena mereka tidak banyak mengetahui fakta-fakta ilmiah yang terdapat di dalam Alkitab itu, yang baru ditemukan ratusan atau bahkan ribuan tahun kemudian sesudah Alkitab itu dituliskan.
    Berikut ini saya akan membahas hal-hal yang unik yang berhubungan dengan Alkitab dan juga beberapa fakta Ilmiah yang terdapat di dalamnya yang melalui hal-hal ini orang yang berhati jujur dan terbuka setidaknya akan percaya dalam hatinya dan mengaku dengan mulutnya bahwa Alkitab itu benar-benar unik dan keunikan itu terjadi hanya karena keterlibatan Allah (Alkitab itu diilhamkan Allah).
    Sebelum saya membahas lebih jauh tentang topik ini, alangkah baiknya jika saya pertama-tama membahas tentang hal yang dimaksud dengan Bukti-bukti Internal Tentang Inspirasi Alkitab.
    Yang dimaksud dengan Bukti-bukti Internal Inspirasi Alktab ialah ditujukan pada bukti-bukti yang terdapat di dalam Alkitab itu sendiri.yang dapat berdiri sebagai bukti bahwa Alkitab itu diilhami oleh Allah.  Bukti-bukti yang dimaksudkan adalah hal-hal berikut ini:

Kesamaan Tema

    Pernahkah Anda ikut serta dalam permainan “pesan berantai”?   Dalam permainan ini, pemimpin permainan membentuk peserta dalam tiga kelompak atau lebih (lebih banyak akan lebih menarik). Masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang atau lebih.  Setiap kelompok akan disuruh berbaris memanjang ke belakang, dengan jarak ± 1.5 meter ke samping kiri-kanan.  Selanjutnya pemimpin permainan akan memanggil pemimpin kelompoknya dan menunjukkan kepada mereka sebuah kalimat, kemudian pesan itu akan dibisikkan kepada anggota kelompok yang berdiri paling depan, kemudian dia akan membisikkannya itu kepada anggota sesama kelompok yang ada di belakangnya dan seterusnya sampai kepada anggota kelompok yang terakhir.  Para peserta akan mencoba untuk membisikkan dengan volume suara yang sekecil mungkin agar pesan itu tidak terdengar oleh kelompok lain.  Sesudah kalimat itu telah sampai kepada peserta yang terakhir, pemimpin permainan akan mendekati lalu menyuruh mereka untuk mengatakan dengan keras pesan yang diterima.  Sangat mengherankan, karena secara umum tidak akan ada satu kelompok pun yang akan mengatakan persis seperti yang telah dituliskan oleh pemimpin permainan itu, yang sering terjadi adalah mengucapkan sebuah kalimat yang arti atau tujuannya jauh melenceng, bahkan kadang-kadang mengucapkan kalimat yang sama sekali tidak mengandung makna.
    Bila ditinjau dari hasil akhir, maka permainan di atas jelas sangat kontras bila dibandingkan dengan inti yang dikandung Alkitab.  Alkitab terdiri dari 66 kitab, 39 kitab dalam Perjanjian Lama dan 27 kitab dalam Perjanjian Baru.  Kitab-kitab itu dituliskan oleh 40 orang penulis.  Di antara penulis ada yang hidup dalam era yang berbeda, atau hidup pada era yang sama tetapi tidak saling kenal satu dengan yang lain.  Para penulis juga berbeda dalam profesi, ada yang berprofesi sebagai raja, gembala, nelayan, tabib, ahli hukum Taurat, dll.  Dengan latar belakang profesi yang berbeda sudah barang tentu tingkat intelektual dan emosional serta wawasan mereka pun tentu pasti berbeda, maka tidak heran jika kitab-kitab yang  mereka tuliskan, mereka tuliskan dalam alur cerita dan bahasa serta gaya bahasa yang berbeda (Ibrani, Yunani dan bahasa Aram).  Tambahan pula proses penulisan kitab-kitab itu dituliskan dalam kurun waktu  ± 1600 tahun, walau demikian, masing-masing kitab mempunyai tujuan yang sama  yaitu menyatakan tentang Kemuliaan Allah dan Keselamatan manusia melalui Yesus Kristus.  Sebagai contoh kitab Ester.  Kitab itu terdiri dari 10 pasal, sebuah kitab dalam Perjanjian Lama yang terkenal karena cerita tentang ratu Ester-nya dan juga karena salah satu ayatnya adalah ayat yang paling panjang dalam Alkitab baik dalam kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru (Ester 8:9), serta dikenal karena kitab tersebutlah satu-satunya kitab dalam Alkitab yang lulus kanon Alkitab walaupun dalam kitab tersebut tidak ada tertulis kata “Allah” atau “Tuhan.”  Mengapa demikian?  Karena kitab tersebut mengandung tema umum Alkitab.  Kitab Ester menceritakan bagaimana ratu Ester memperjuangkan kehidupan orang Yahudi dari tangan Mordekhai yang berniat untuk membunuh semua orang Yahudi.  Kita tahu bahwa orang Yahudi adalah nenek moyang Yesus Kristus secara lahiriah, dengan kata lain apabila ratu Ester tidak menyelamatkan orang Yahudi, maka keselamatan manusia melalui Yesus Kristus akan terkendala.  Mengapa Alkitab yang proses penulisannya dalam berbagai latar belakang namun memberikan hasil akhir yang sama?  Jawabnya ialah karena hanya Satu Pribadi yang berperan di balik penulisan ini yaitu Allah.  Allah-lah yang mengilhami para penulis sehingga mereka dapat menuliskan kitab-kitab itu dengan tema dan tujuan yang sama  (2 Timotius 3:16-17; 2 Petrus 1:20-21).  Karena dengan alasan itulah sehingga kita menemukan ± 3800 kali di dalam Alkitab pernyataan “Allah berfirman” atau “demikianlah Firman Allah.”

Ketajaman Isi

    Umumnya, apabila seseorang hendak menuliskan tentang perbuatan orang lain, maka kredibilitas tulisan itu akan dipengaruhi bermacam-macam faktor.  Faktor-faktor yang dimaksud antara lain adalah kekuasaan (jabatan, pengaruh), status ekonomi, hubungan famili dan pamor (ketenaran).  Dengan adanya faktor-faktor di atas, maka walaupun orang yang diceritakannya itu benar-benar bersalah, maka adakalanya kesalahan itu dinyatakan dengan cara halus dengan tujuan untuk mengaburkan perbuatan bejatnya itu atau bahkan sama sekali tidak menyinggung kesalahan itu.  Abraham, Ishak, Yakub dan Daud adalah nenek moyang bangsa Israel (orang Yahudi) yang sangat dihormati dan dibanggakan mereka.  Namun penulis-penulis kitab-kitab dalam Alkitab yang adalah keturunan mereka menyatakan dengan jelas dan tidak ditutup-tutupi tentang kekurangan atau kejahatan moral leluhurnya.  Kitab Kejadian yang ditulis oleh Musa yaitu generasi ketujuh dari Abraham, mengungkapkan kebohongan Abraham (leluhurnya), ketika bertemu dengan Abimelekh raja orang Gerar, karena dia takut akan dibunuh, maka dia mengakui bahwa Sara adalah saudarinya (Kejadian 20).  Penulis kitab 1 & 2 Samuel, walaupun tidak diketahui dengan jelas siapa penulisnya namun diyakini dia adalah salah seorang di antara bangsa Israel.  Kita tahu bahwa dalam kitab itu penulis menuliskan tanpa keraguan tentang teguran nabi Nathan yang begitu keras kepada Daud yang mereka junjung karena dia telah mengambil Batsyeba istri Uria orang Het itu (2 Samuel 12).  Bangsa Israel begitu hormat kepada Daud karena keberaniannya dan rasa ketergantungannya kepada  Allah, khususnya ketika berhadapan dengan Goliat (1 Samuel 17) juga karena penyembahannya serta pengaruh kepemimpinannya atas bangsa Israel.  Jika tidak ada pribadi yang mempunyai otoritas mutlak untuk memerintahkan penulis untuk menuliskan kekurangan leluhurnya,  mungkinkah mereka akan menuliskan itu?  Yang kita tahu bahwa melalui tulisan mereka-lah umat manusia di muka bumi ini mengetahui kekurangan leluhur mereka.  Hal ini tentu kontradiksi dengan sifat umum manusia, bukan?  Ketika Paulus menuliskan surat kepada jemaat Roma di dalam Roma 3:1-4, dia mengatakan bahwa hanya Allah yang benar dan setia, sedangkan semua manusia pembohong.  Paulus memasukkan dirinya ketika dia mengatakan semua manusia.  Adakah manusia itu begitu jujur sehingga dia membongkar aib leluhurnya ataupun aibnya sendiri sekalipun tidak ada orang yang menanyakan tentang hal itu?  Jika “Ya,” itu lucu, aneh dan tidak masuk akal.  Kalau demikian mengapa manusia itu membongkar aib leluhurnya dan aibnya sendiri?  Ini terjadi tentu karena segala tulisan yang terdapat dalam Alkitab itu datang dari Allah dan bukan berasal dari manusia sehingga di dalamnya terdapat tulisan yang mengungkapkan kekurangan manusia.

Keakuratan Isi Dengan Ilmu Pengetahuan

    Para ilmuwan semakin melirik Alkitab sebagai sebuah kitab yang diakui kebenarannya. Hal itu disebabkan karena adanya penemuan-penemuan atau bidang ilmu pengetahuan yang harmonis  dengan Alkitab.  Orang baru terpikir bahwa bumi ini bulat ketika Colombus mengelilingi dunia,  yang sebelumnya orang terpikir bahwa bumi ini adalah datar.  Kitab Yesaya dituliskan kira-kira tahun 700 SM yang menyatakan bahwa Allah bertahta di atas bulatan bumi.  Teks ini dengan jelas menggambarkan bahwa bentuk bumi itu bulat.  Colombus, seorang orang Italia yang berprofesi sebagai nahkoda kapal dan seorang navigator cekatan, berusaha untuk menemukan jalur pelayaran ke daerah Asia Timur dengan cara belayar ke arah Barat dengan melintasi Samudra Atlantik.  Pada tanggal 3 Agustus 1492, kapalnya melepas sauhnya di pelabuhan Spanyol dan berlabuh di lepas pantai Afrika, kemudian melepaskan sauh dari sana pada tanggal 6 September 1492 dan kemudian kembali ke Spanyol pada bulan Maret 1493.  Dengan rotasi pelayaran yang demikian itu, Colombus membuat pernyataan bahwa bumi ini bulat (dikutip dari Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Di Dalam Sejarah, oleh Michael H. Hart).
    Keyakinan manusia bahwa Bumi ini bulat dikuatkan lagi ketika astronot mengambil gambar bumi dari angkasa yang bentuknya adalah bulat yang disebut dengan Globe.  Pendapat Colombus dan gambar yang dibuat oleh para astronot telah dituliskan dalam Alkitab 2000 tahun lebih sebelum fakta ilmu pengetahuan itu ditemukan.  Bukan karena keahlian Yesaya sehingga dia dapat menuliskan keakuratan ini, tetapi karena Allah yang menciptakannya dan Dia mengetahui bentuk ciptaan-Nya dan disampaikan-Nya kepada Yesaya untuk diketahui manusia.

Keakuratan Isi Dengan Sejarah
                  
    Dalam hal ini, saya tidak bermaksud bahwa setiap kitab (buku) yang isinya akurat dengan sejarah maka kitab itu adalah kitab yang diilhami oleh Allah.  Para kritikus mencoba untuk melemahkan posisi Alkitab sebagai suatu kitab yang diilhami Allah dengan berbagai argumen dan alasan.  Mereka mengatakan bahwa sebagian yang tertulis di dalamnya hanya merupakan legenda, rekayasa dan tidak masuk akal.  Kritikan-kritikan ini terjawab dengan adanya penemuan-penemuan yang memberikan kesaksian tentang hal itu.  Berikut ini saya akan memberikan beberapa kritikan dan penemuan-penemuan untuk jawabannya:

1.  Sejarah Raja Salomo

    Mayoritas manusia yang percaya kepada Tuhan mengakui kehidupan raja Salomo. Di dalam Alkitab dapat kita temukan cerita tentang kekayaan raja Salomo di dalam kitab 1 Raja-raja 10-11.  Di dalam pasal itu dituliskan bahwa Salomo adalah seorang raja yang besar dan yang paling kaya di antara raja-raja di bumi.  Setiap tahun dia mendapat 666 talenta emas (talenta adalah ukuran timbangan yang dipakai di Yunani, Siria, Palestina dan Babilonia, 1talenta =34 kg - dikutip dari Webster Dictionary halaman 1009 dan dari Kamus Alkitab, L.A.I, halaman 405)  dari saudagar-saudagar Arab dan bupati-bupati dalam negeri.  Dia mempunyai 1400 kereta kuda, 11000 orang berkuda yang kesemuanya ditempatkan di dalam kota-kota kereta yang dekat dengan Yerusalem dan banyak kekayaan lainnya. Kebenaran cerita ini diteguhkan dengan adanya penemuan yang diadakan pada tahun 1925 dan 1934.  Ketika diadakan penggalian-penggalian di Megiddo yang dipimpim oleh Dr. Henry Brested, mereka menemukan salah satu kota Salomo.  Di antara yang ditemukan terdapat kandang-kandang yang dapat memuat 400 ekor lebih kuda, dan kandang itu diatur dalam dua baris, juga ditemukan palungan-palungan dari batu dan patok-patok tambat kuda yang juga terbuat dari batu.  Bangunan-bangunan lain di samping itu adalah asrama batalion-batalion.  Penemuan lainnya tentang kebesaran Salomo adalah sebuah pabrik besar dan sudah maju yang digunakan untuk menghaluskan tembaga, yang terletak di Ezion Geber yang pada waktu zaman Salomo dipergunakan sebagai pelabuhan (1 Raja-raja 9:28; 10:22).  Fakta sejarah ini ditemukan oleh Nelson Glueck, direktur American School of Oriental Reseacrh, tahun 1938-1940 (dikutip dari “Dapatkah Alkitab Diprcaya” oleh Fritz Ridenour, hal.103-104).

2.  Sejarah  Air Bah Yang Bersifat Universal

    Fakta sejarah tentang air bah dapat dibaca mulai dari Kejadian pasal 6.  Karena kebejatan orang-orang yang hidup pada waktu itu, maka Allah bermaksud hendak membinasakan manusia dengan air bah.  Orang berkata bahwa hal itu tidak pernah terjadi karena tindakan itu bertentangan dengan karakter Allah yang maha kasih dan maha ampun.  Sebagian lagi percaya tetapi hanya bersifat lokal seperti kehancuran Sodom dan Gomora.  Tidak peduli setajam apapun argumentasi orang untuk menentang kejadian itu, yang jelasnya penemuan-penemuan arkeolog cukup autentik untuk membuktikan bahwa air bah itu pernah terjadi dan bersifat universal.  Salah satu di antara penemuan itu adalah fosil ikan paus yang ditemukan pada puncak Pegunungan Rockies di Kanada, yang lokasinya beratus-ratus kilometer dari laut (dikutip dari Alkitab dan Ilmu Pengetahuan, oleh Jeff Harvey M.A.Th.D, Charles Pallaghy B.Sc.Ph.D. hal. 62).  Penemuan ini, tentu memperkokoh fakta tentang air bah yang dituliskan dalam Alkitab. Saya tidak yakin adanya kitab yang lain yang berbicara tentang air bah sedetail yang terdapat di dalam Alkitab.

3.  Sejarah Keberadaan Orang Heti
               
    Di dalam Alkitab kita dapat menemukan informasi tentang nama Het atau orang Heti dan disebutkan kurang lebih 48 kali, yang ditujukan kepada orang atau kelompok yang sama.  Het adalah gererasi keempat dari Nuh.  Nuh memperanakkan Ham, Ham memperanakkan Kanaan dan Kanaan memperanakkan Het (Kejadian 10:1-15).  Orang Het adalah salah satu suku yang harus dihalau oleh bangsa Israel apabila mereka masuk ke tanah Kanaan (Keluaran 23:28; 34:11, 24).  Di dalam Alkitab, sungguh banyak informasi yang menyatakan tentang suku ini. Uria, suami Bersyeba (yang mati dalam peperangan karena ditempatkan Daud pada barisan depan agar dia mati dan dengan demikian Daud bebas dengan Bersyeba) adalah keturunan Het (2 Samuel 11:3).  Berhubung karena tidak ada acuan tentang eksistensi suku ini, maka para kritikus mencoba mengklaim dan berkata bahwa orang Heti itu tidak pernah ada.  Tetapi berdasarkan catatan yang terdapat dalam The World Book Encyclopedia, oleh Field Enterprises Educational Corporation, halaman 239,  menyatakan bahwa orang Heti itu mendiami Palestina, tetapi kemudian mendominasi Asia Kecil sejak tahun 1900 SM.   Besar kemungkinan apa yang tertera pada The World Book Encyclopdia ini, dituliskan berdasarkan penemuan beberapa buah prasasti di Siria oleh seorang ahli purbakala A.H. Sayce, yang mengenali beberapa buah prasasti  sebagai kepunyaan orang Heti, ditambah lagi penemuan pada tahun 1906, dimana Hung Winckler menggali ibu kota negeri Het, Boghazkoy dan menemukan kembali ribuan naskah Het, termasuk undang-undang bangsa Het (dikutip dari “Dapatkah Alkitab Dipercaya?” oleh Fritz Ridenour, halaman 105).  Penemuan-penemuan ini telah menghidupkan kembali sejarah keberadaan orang Heti yang dulu pernah dianggap sebagai mitos belaka.      Akhirnya, berdasarkan uraian fakta-fakta di atas (yang terdapat didalam Alkitab) maka nyatalah kepada kita bahwa Alkitab itu bukan merupakan hasil pikiran, kemampuan atau suatu hasil rekayasa yang berasal dari manusia melainkan hasil pikiran Allah, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 Timotius 3:16-17).  Injil yang merupakan bagian dari Alkitab adalah ukuran dalam penghakiman yang akan datang, “Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman” (Yohanes 12:48). Sebab itu marilah kita merendahkan hati kita, menerima, me- ngakui serta melakukan apa yang wajib kita lakukan yang diperintahkan Allah dalam Alkitab-Nya.

Post a Comment

Berkomentarlah dengan sopan agar dapat kami tampilkan. Terima kasih.