Tidak ada yang lebih asing kepada kebenaran dari pada pandangan modern tentang kasih yang tidak menuntut apa-apa dari kita.  Kasih murahan berperang melawan jiwa dan melanggar sifat Allah dan kebutuhan manusia.  Betapa liciknya iblis itu!  Tetapi Alkitab dengan jelas menyoroti rencana busuknya.
    Kasih yang benar melibatkan kepatuhan.  Dalam 1 Yohanes 5:3, kita pelajari bahwa untuk mengasihi Allah melibatkan kepatuhan yang sungguh-sungguh kepada perintah surgawi.  Kesetiaan yang demikian kepada pencipta kita tidak akan pernah menyebabkan kita berduka.  Kenyataannya adalah, ketika seorang yang tidak taat mengaku mengasihi sang pencipta sementara menolak untuk taat mereka disebut pembohong! (1 Yohanes 2:4).  Umat Allah selalu diharapkan untuk mematuhiNya.  Dalam Kejadian 6:22 kita membaca “Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya”.  Abraham adalah “sahabat” Allah sebab dia memelihara segala perintahNya, ketetapan dan hukumNya (Kejadian 26:5).  Yesus menjadikannya jelas selama-lamanya bahwa mengasihi dan mentaatinya haruslah bersama-sama.  Dia berkata, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu” (Yohanes 14:15).
    Kasih yang benar menghormati apa yang Allah kasihi.  Ketika orang memakai kedok kebebasan, kasih dipakai sebagai penghinaan terhadap ketaatan, mereka memakai kebebasan mereka sebagai selubung bagi dosa (Galatia 5:13).  Pemazmur menyandingkan sikap kasih dengan hormat yang dalam terhadap perkataan Allah: “Betapa kucintai tauratMu!  Aku merenungkannya sepanjang hari” (Mazmur 119:97).   Kita  menunjukkan kasih yang benar ketika kita mengasihi: (1) Injil Kristus (Kisah Rasul 20:24), (2) Gereja Kristus (Efesus 5:23-27), (3) Hukum-hukum Kristus (Yohanes 15:14; Amsal 7:2), (4) Teladan Kristus (1 Petrus 2:21-25), (5) Undangan Kristus (Matius 11:28-30); (6) Nama Kristus (Yakobus 2:7; 3 Yohanes 7), dan (7) Kedatangan Kristus (1 Yohanes 3:1-3).
    Kasih yang benar mempertahankan kebenaran.  Ketika orang mengasihi kebenaran, mereka akan mempertahankannya (Filipi 1:16, 17), membelanya (Yehuda 3) dan bahkan mati deminya (Wahyu 12:11).  Ketika kita mencintai yang benar, kita membenci yang salah (Amos 5:15).  Ketika hukum-hukum Tuhan berharga bagi kita, maka kesalahan adalah najis (Mazmur 119:104).  Kata-kata dalam sebuah nyanyian mengatakannya seperti ini:
        Oh kasih yang tidak membiarkanku pergi, aku meletakkan jiwaku yang lelah padamu.  Aku memberikan kembali hidup yang aku pinjam, yang mengalir dari lautanmu yang dalam, semoga bertambah kaya dan penuh.

    Kasih yang benar menuntut yang terbaik.  Seseorang dengan tepat menulis:
    “Karena kita harus membagi jika kita mau memelihara yaitu berkat dari atas.  Berhenti memberi, kita berhenti mempunyai, itulah hukum kasih.”
    Kasih yang sejati, dalam pandangan Alkitab, menuntut yang terbaik dari kita!  Kasih yang sebenarnya kepada Allah mendorong kita untuk berjalan lebih dekat denganNya dan hukum-hukumNya bagi kita.  Marilah kita maju terus, kembali kepada Alkitab!  Bagi yang mengasihi Tuhan yang penuh kasih akan dengan senang hati mematuhi kehendakNya (Yohanes 2:5).  Pandangan yang benar tentang kasih dalam Alkitab akan menyebabkan kita dengan dalam menghargai anugerah Allah dan darah Kristus, tanpanya tidak seorangpun dapat berjalan dalam jalan emas kemuliaan.  Marilah kita merespon belas kasih yang demikian dengan suka-cita menerima hukum-hukum Tuhan.  Dalam bahasa Amsal 7:2 “Marilah kita memelihara hukum-hukumNya seperti biji mata kita.”

Post a Comment

Berkomentarlah dengan sopan agar dapat kami tampilkan. Terima kasih.