Komunikasi merupakan salah satu faktor utama untuk menciptakan sebuah keluarga yang ideal dan rohani. Kehendak hati seseorang hanya bisa terbaca melalui  komunikasi.  Sebuah  komunikasi yang baik bukan semata ditujukan kepada kemampuan menggunakan tata bahasa yang baik, pengucapan kata-kata dalam bahasa tinggi, kosa kata yang sangat kaya seperti yang bisa dilakukan oleh orator-orator ulung ataupun komentator  di televisi, dll. Tetapi komunikasi yang baik adalah komunikasi yang memimpin pendengarnya kepada pengertian yang baik yang nantinya akan menciptakan suatu perilaku hidup yang saleh. Komunikasi yang baik akan menciptakan keluarga yang baik pula.

Hal hal apa sajakah yang dibutuhkan oleh komunikasi yang baik?

    Komunikasi yang baik membutuhkan pendengar yang baik.  Dalam berkomunikasi hal pertama yang penting untuk diperhatikan oleh setiap orang tua adalah kemampuan menjadi pendengar yang baik. Tuhan memberkati setiap orang dengan pendengaran adalah untuk digunakan. Sering masalah tidak bisa dipecahkan dalam sebuah keluarga karena adanya komunikasi sepihak dimana orang tua hanya menginginkan anak untuk mendengarkan mereka tanpa memberi kesempatan bagi si anak untuk menjelaskan perihal yang terjadi. Cara seperti ini adalah sistim feodalisme. Orang tua harus berhenti untuk bersikap otoriter terhadap anak. Anak-anak memiliki hak untuk mendengar dan didengar.
    Komunikasi yang baik membutuhkan kontak mata yang baik. Mata adalah  anugerah dari Tuhan. Melalui mata kita bisa mendapatkan banyak pesan non-verbal (pesan tanpa kata). Ekspressi wajah, bahasa tubuh, tetesan air mata bisa kita baca dengan mata kita. Oleh sebab itulah dalam komunikasipun kontak mata sangat penting. Dengan melihat orang kepada siapa kita berbicara akan banyak kata-kata  yang terucap. Tatapan itu akan menyatakan kepadanya bahwa kita tertarik dengan komunikasi yang kita lakukan dan juga menunjukkan kepadanya bahwa kita mempunyai perhatian penuh terhadap apa yang sedang kita bicarakan.  Mata kita adalah jendela jiwa kita. Begitu banyak orang di dunia ini yang tidak memiliki penglihatan seperti kita. Oleh sebab itu mengapa kita tidak menggunakannya sebaik mungkin untuk menghasilkan suatu komunikasi yang bermanfaat.
    Ketika si ayah memarahi anaknya yang masih kecil yang selalu bermain di tempat yang licin atau ketika si anak mengutak-atik benda-benda yang berbahaya, kontak mata si ayah sangat diperlukan untuk mengajar si anak berhenti dalam melakukan perbuatan tersebut. Tatapan mata terhadap anak akan meninggalkan banyak pesan.
    Komunikasi yang baik membutuhkan kata-kata yang tepat, sederhana dan lemah lembut,  Kolose 4:6.  Kelembutan perkataan dari orang tua lebih banyak manfaatnya bagi perkembangan jiwa anak dari pada dengan menggunakan kata-kata kasar atau kutukan untuk menegur si anak. Bila orang tua menegur anak yang berbuat salah hal yang perlu diperhatikan adalah mengucapkan kata-kata yang dimengerti oleh si anak dan pastikan jikalau kata-kata itu adalah kata-kata yang baik, tepat dan membangun. Salah satu penyebab kegagalan Eli dalam mendidik anak-anaknya adalah dia tidak menggunakan kata-kata yang tepat. Ada saatnya dimana orang tua harus berkata keras dan ada saatnya dimana penuh dengan kelembutan. Tetapi ingat kata-kata kotor atau kata-kata kutukan adalah berbahaya bila digunakan untuk menegur anak. Penting sekali berhati-hati dalam menggunakan kata-kata dalam berkomunika- si dengan anak. Karena anak-anak cenderung mengimitasi komunikasi orang tua. Memang susah bagi kita untuk mengawasi anak-anak kita agar jangan mengikuti teman-teman mereka di luar tetapi jangan sampai kita membawa kata-kata tersebut ke rumah kita. Orang Kristen seharusnya membuang kata-kata kutukan atau kata-kata yang kotor dari kamus keluarga.
   Komunikasi yang baik membutukan kata-kata yang benar,  Amsal 17:7. Tujuan komunikasi itu adalah untuk menjadikan anak-anak lebih baik sebab komunikasi didalam rumah akan mempengaruhi anak di luar. Tutur kata yang sopan yang telah menjadi keunggulan hidup Timotius adalah didapatkan dari keluarganya, 1 Timotius 4:12
   Komunikasi yang baik membutuhkan waktu dan menguji temperatur kita. Hal inilah yang menyebabkan mengapa orang tua sangat penting untuk membagi waktu mereka di rumah bersama-sama dengan anak-anak mereka.
    Komunikasi bukan untuk sekali seminggu atau pada liburan saja. Komunikasi untuk setiap waktu yang diperlukan. Komunikasi yang efektif membutuhkan konsistensi. Berikanlah waktu untuk berbicara dengan anak-anak. Katakan kepada mereka bagaimana Tuhan telah memberkati pekerjaan Saudara sepanjang hari ini. Katakan kepada mereka bahwa Saudara rindu untuk mendengarkan suara dan manja mereka. Nasihati mereka untuk hidup lebih baik lagi, belajar lebih giat lagi. Komunikasi akan menguji kesabaran kita terhadap anak-anak.

Kesimpulan:
Sama seperti hubungan kita dengan Tuhan dimana harus selalu dijaga dengan komunikasi dalam doa demikian juga dalam sebuah keluarga. Tanpa komunikasi yang baik yakinlah tidak akan ada tercipta sesuatu yang lebih baik dalam keluarga.

Post a Comment

Berkomentarlah dengan sopan agar dapat kami tampilkan. Terima kasih.